Muaraenim, Agung Post
Guna mengatasi kelangkaan stok minyak tanah (mitan) di Kabupaten Muaraenim akhir-akhir ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah melayangkan surat ke PT Pertamina selaku distributor utama guna penambahan stok mitan itu.
Plh Kadisperindag Muaraenim, Jasman Syanif menjelaskan, kebutuhan minyak tanah di Muaraenim memang mengalami peningkatan setiap hari.
Untuk jumlah pastinya kita belum tahu sebab masih menunggu hasil monitoring kita yang berada dilapangan. Namun, memang kita akui bahwa telah terjadi kelangkaan minyak tanah dalam beberapa pekan terakhir ini. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, surat permintaan penambahan stok minyak tanah segera kita layangkan ke PT Pertamina, tukasnya, kemarin.
Menurut Jasman, berdasarkan hasil monitoring di beberapa pangkalan mitan, suplai mitan sudah mulai jarang dilakukan. Biasanya kata dia, secara rutin dalam satu bulan, pangkalan mitan selalu mendapatkan distribusi setiap dua hingga tiga kali. Namun saat ini, katanya lagi distribusi tersebut sudah benar-benar terhenti sehingga menimbulkan kelangkaan. Selain kelangkaan mitan, Jasman mengatakan meskipun program konversi gas tiga kilogram telah berjalan disejumlah daerah, namun sebagian masyarakat juga masih kekurangan peralatan gas paket konversi itu. Laporan yang kita terima, seperti didaerah Semende Darat Ulu, Darat Tengah dan Darat Laut, masyarakat hanya menerima tabung gas saja, tanpa dilengkapi dengan selang regulator dan kompor. Sedangkan persediaan mitan sendiri makin lama makin langka. Kita hanya minta kepada pemerintah provinsi dan PT Pertamina untuk segera mengambil langkah penyelesaian secepatnya, harap Jasman.
Ditambahkan oleh dia, dalam surat itu nantinya pihaknya juga meminta kepada PT Pertamina untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku. Masyarakat kita banyak yang mengeluh karena tidak adanya keseragaman HET mitan ini. Bahkan dibeberapa pangkalan mitan pun, harganya berbeda dan bervariasi mulai dari Rp. 6 ribu hingga Rp. 8 ribu perliternya, imbuhnya.
Sementara itu, Kasubdin Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Muaraenim, Fahmi, ketika dikonfirmasi telah mendapatkan laporan masalah tersebut dari camat. Bahkan dia mengaku telah menurunkan timnya untuk melakukan pengecekan ke lapangan. Memang kami telah mendapatkan laporannya dari camat. Bahkan kami sudah menghubungi konsultan PT Surveyor Indonesia, selaku kontraktor yang ditunjuk PT Pertamina menyalurkan paket konversi gas LPG di tiga kecamatan tersebut. Hanya saja, pihak konsultan juga mengatakan bahwa persediaan kompor memang kosong dari PT Pertamina, katanya beberapa waktu lalu. (Sin)
Guna mengatasi kelangkaan stok minyak tanah (mitan) di Kabupaten Muaraenim akhir-akhir ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) telah melayangkan surat ke PT Pertamina selaku distributor utama guna penambahan stok mitan itu.
Plh Kadisperindag Muaraenim, Jasman Syanif menjelaskan, kebutuhan minyak tanah di Muaraenim memang mengalami peningkatan setiap hari.
Untuk jumlah pastinya kita belum tahu sebab masih menunggu hasil monitoring kita yang berada dilapangan. Namun, memang kita akui bahwa telah terjadi kelangkaan minyak tanah dalam beberapa pekan terakhir ini. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, surat permintaan penambahan stok minyak tanah segera kita layangkan ke PT Pertamina, tukasnya, kemarin.
Menurut Jasman, berdasarkan hasil monitoring di beberapa pangkalan mitan, suplai mitan sudah mulai jarang dilakukan. Biasanya kata dia, secara rutin dalam satu bulan, pangkalan mitan selalu mendapatkan distribusi setiap dua hingga tiga kali. Namun saat ini, katanya lagi distribusi tersebut sudah benar-benar terhenti sehingga menimbulkan kelangkaan. Selain kelangkaan mitan, Jasman mengatakan meskipun program konversi gas tiga kilogram telah berjalan disejumlah daerah, namun sebagian masyarakat juga masih kekurangan peralatan gas paket konversi itu. Laporan yang kita terima, seperti didaerah Semende Darat Ulu, Darat Tengah dan Darat Laut, masyarakat hanya menerima tabung gas saja, tanpa dilengkapi dengan selang regulator dan kompor. Sedangkan persediaan mitan sendiri makin lama makin langka. Kita hanya minta kepada pemerintah provinsi dan PT Pertamina untuk segera mengambil langkah penyelesaian secepatnya, harap Jasman.
Ditambahkan oleh dia, dalam surat itu nantinya pihaknya juga meminta kepada PT Pertamina untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku. Masyarakat kita banyak yang mengeluh karena tidak adanya keseragaman HET mitan ini. Bahkan dibeberapa pangkalan mitan pun, harganya berbeda dan bervariasi mulai dari Rp. 6 ribu hingga Rp. 8 ribu perliternya, imbuhnya.
Sementara itu, Kasubdin Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Muaraenim, Fahmi, ketika dikonfirmasi telah mendapatkan laporan masalah tersebut dari camat. Bahkan dia mengaku telah menurunkan timnya untuk melakukan pengecekan ke lapangan. Memang kami telah mendapatkan laporannya dari camat. Bahkan kami sudah menghubungi konsultan PT Surveyor Indonesia, selaku kontraktor yang ditunjuk PT Pertamina menyalurkan paket konversi gas LPG di tiga kecamatan tersebut. Hanya saja, pihak konsultan juga mengatakan bahwa persediaan kompor memang kosong dari PT Pertamina, katanya beberapa waktu lalu. (Sin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk memberikan komentar. pada profile pilih anymous