Senin, Februari 16, 2009

Pendidikan

Usia Labil Butuh Perhatian Ekstra

SEIRING kemajuan zaman dan tekhnologi (globalisasi), serta kurangnya penyuluhan dan pengawasan kepada para pelajar dalam usia labil, maka baru-baru ini adegan-adegan cabul/porno aksi dan tindakan kekerasan dikalangan pelajar kembali merebak dalam dunia pendidikan Indonesia yang tersebar melalui Handphone (HP). Yang ditayangkan oleh Media Cetak dan Elektronik.
Menyikapi hal tersebut maka dalam 2 (dua) pekan ini, "Agung Post" bersillaturrahmi dan berwawancancara ke beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten OI. Diantaranya SMP 1 Rantau Alai dan SMP 1 Tanjungraja.
Pagi itu, diruang kerjanya dengan sikap familier, Kepsek SMP 1 Rantau Alai, Emi Tabrani SPd, menyambut kedatangan Wartawan "Agung Post", setelah berbincang-bincang ringan, akhirnya topik diarahkan kearah pornoaksi dan kekerasan yang kembali merebak dikalangan pelajar khususnya SMP dan SMA.
Dalam pebincangan hangat tersebut, Bung Emi, menjelaskan bahwa, memasuki usia labil/puber di kalangan pelajar, khususnya SMP, yaitu keingintahuan yang mendalam akan sesuatu yang baru, telah mendorong para anak remaja tersebut untuk mencoba-coba, tanpa memikirkan dampak negatif dari apa yang diperbuatnya itu.
Disamping itu pula, aspek lingkungan yang buruk dan pergaulan bebas, juga dapat menjerumuskan para remaja "puber" tersebut. Ujar Suami Ainun dan Bapak 3 orang anak, asli Ulak Kerbau yang kesehariannya juga aktif dalam kepengurusan DPD BKPRMI OI.
Untuk itu diperlukan perhatian ekstra maksimal dalam pengawasan terhadap para remaja tersebut dan tugas tersebut bukan hanya dilimpahkan kepada fihak sekolah, namun peran orang tua dan masyarakat amatlah juga penting dan besar. Jadi teramatlah naif kiranya bila pemberitaan yang ditayangkan pada media cetak dan elektronik yang seolah-olah hanya mengeksploitasi sepihak yaitu pihak sekolah. Ujar Bung Emi bependapat.
Menyikapi kesemua itu, khsusus fihak SMP 1 Rantaualai, "Mengharamkan" (melarang) seluruh siswanya membawa seluruh jenis HP, bahkan pihak sekolah terutama guru biologi dan fihak Puskesmas Rantaualai, besinergi dalam memberikan penyuluhan mengenai pentingnya reproduksi. Ujar Kepsek yang memimpin 21 orang guru beserta staf dalam mendidik 281 orang siswa.
Dilain waktu dan tempat, hal senada diungkapkan Kepsek SMP 1 Tanjungraja, Hj Zudaidah SPd, kepada "Agung Post" di ruang kerjanya dan disela-sela padatnya jadwal kegiatan.
Dalam upaya mengarahkan dan membina para siswa yang memasuki fase labil/puber ini, fihak sekolah lebih menekankan kearah spiritual keagamaan, seperti menggelar yasinan dan tahlilan serta do'a bersama yang di gelar tiap jum'at pagi. Lalu dilanjutkan dengan siraman rohani dalam bentuk kultum dengan tutor guru-guru dalam lingkungan sekolah, dalam Kultum tersebut disisipkanlah pesan-pesan agama dan moral dengan harapan dapat menjadi benteng bagi para siswa. Ujar Kepsek yang memimpin 47 orang guru bererta staf dengan 672 siswa ini.Menanggapi aksi kekerasan dan pornoaksi kembali merebak dikalangan pelajar, Bu Hajja berpendapat, bahwa hal tersebut merupakan tindakan ekstrim yang pada akhirnya akan merugikan masa depan pelajar itu sendiri dan citra dunia pendidikan Indonesia. (and/har)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk memberikan komentar. pada profile pilih anymous